Rabu, 21 Juli 2010

MANFAATKAN MADU SEBAGAI OBAT

Tubuh manusia dapat digambarkan dengan hutan yang di dalamnya terdapat berbagai tumbuhan. Namun, tumbuhan yang hidup dalam tubuh manusia sebagian besar adalah memiliki hanya satu sel, disebut dengan bakteri. Bakteri berada pada seluruh sistem tubuh manusia, mulai dari sistem nutrisi, transportasi, respirasi, ekskresi dan reproduksi. Dalam sistem pencernaan, bakteri menyebar mulai dari rongga mulut, pharinks, lambung, hati, pankreas, usus halus, usus besar sampai anus.

Bakteri itu dikelompokkan menjadi bakteri "baik" dan bakteri "jahat" atau patogen. Populasi bakteri "baik" dan bakteri "jahat" di dalam usus berinteraksi dan membentuk keseimbangan yang disebut "flora usus". Pada saat populasi bakteri "baik" lebih dominan, maka usus dalam keadaan sehat. Sebaliknya, kalau bakteri "jahat" lebih dominan maka usus disebut sebagai dihinggapi penyakit. Fungsi usus sebagai "pabrik" berbagai enzim pencernaan akan terganggu.

Beberapa contoh bakteri "jahat", Clastidium tetani menyebabkan tetanus, Salmonella tiphi menyebabkan tipus, Micobacterium tubercolusis menyebabkan TBC, Bacillus antracis menyebabkan peradangan limpa dan hati (antraks), Vibrio comma menyebabkan kolera, Shigella dysentrie menyebabkan disentri, Pasteurela pestis menyebabkan pes, dan Micobacterium keprae menyebabkan lepra. Sedangkan contoh bakteri baik, antara lain Bacterium coli yang hidup dalam usus besar membantu proses pencernaan, Bifidobakteria dan Lactobacillus.

Selain terdapat dalam sistem pencernaan, bakteri dapat menyebar ke sistem tubuh lainnya dan menimbulkan berbagai penyakit. Bakteri "jahat" yang memasuki tubuh manusia dapat menimbulkan reaksi tubuh secara lokal yang disebut radang (inflamasi), kemudian dapat menyebar (infeksi). Namun infeksi tidak selalu diawali dengan radang, misalnya pada malaria yang disebabkan oleh Plasmodium sp.

Beberapa jenis peradangan yang cukup dikenal, antara lain radang amandel, radang ginjal, radang prostat, radang lambung, radang mata, radang pembungkus jantung, radang rahim, radang saluran kemih, radang telinga, radang zakar, radang saluran nafas, radang sendi dan sebagainya.

Untuk menekan daya tumbuh bakteri "jahat", dapat digunakan antibiotik. Namun penggunaan antibiotik yang sangat luas akhir-akhir ini merupakan salah satu penyebab ikut terbunuhnya bakteri "baik" di saluran pencernaan. Penggunaan antibiotik harus benar-benar sesuai indikasi yang dianjurkan oleh dokter. Untuk mengendalikan bakteri "jahat" dengan tanpa mengganggu keberadaan bakteri "baik" dapat digunakan senyawa prebiotik, yang antara lain terdapat dalam madu. Paling tidak ada empat faktor yang menyebabkan madu bersifat prebiotik atau antibakteri "jahat".

Pertama, kadar gula madu yang tinggi (terdiri dari glukosa 34,0%, fruktosa 40,54% dan sukrosa 1,9%) mampu menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Dalam kondisi yang demikian, bagian sel bakteri yang hidup (protoplasma) akan terlepas dari dinding sel, sehingga tidak mampu lagi beraktifitas.

Kedua, madu bersifat masam (mengandung asam formiat, asam malat, asam asetat, asam sitrat, asam suksinat, dengn pH sekitar 3-4), dalam kondisi ini bakteri "jahat" tidak dapat bertahan.

Ketiga, madu mengandung senyawa organik yang bersifat antibakteri "jahat", antara lain inhibine dari kelompok flavonoid, glikosida dan polyphenol. Sedangkan senyawa antibakteri "jahat" yang telah terindentifikasi dari susu ratu atau royal jelly (bahan cair seperti susu yang dihasilkan oleh kelenjar hypopharyngeal lebah pekerja muda) ialah 10-hidroxidecen-2-oic acid.

Lebah madu biasanya berkelompok, terdiri seekor ratu yang bertugas memimpin koloni dan bertelur menghasilkan anggota baru dari koloninya, dibantu oleh ratusan pejantan yang bertugas khusus "mengawini" sang ratu. Selain itu ada lebah pekerja, terdiri dari lebah betina yang mandul, yang bertugas mencari makanan, membuat dan mengatur sarang).

Keempat, madu mengandung senyawa radikal hidrogen peroksida (H2O2) yang bersifat dapat membunuh bakteri "jahat" dan mikroorganisme patogen lainnya. Caranya, senyawa bersifat racun tersebut secara reaktif merusak gugus fungsi biomolekul pada sel bakteri "jahat". Namun karena madu mengandung enzim katalase, setelah meracuni bakteri "jahat", dengan segera merombak hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.

Tak heran jika khasiat madu tercatat dalam sejarah panjang peradaban umat manusia. Dalam peradaban Mesir kuno terungkap, selain digunakan untuk obat, madu dipakai sebagai bahan pengawet. Mummi-mummi bisa bertahan ribuan tahun karena diawetkan dengan madu dan ramuan lainnya.

Penggunaan madu juga tercatat dalam peradaban Romawi, India, Arab, Cina dan bangsa-bangsa lainnya. Bapak ilmu kedokteran, Ibnu Sina (890-1037) dalam usia manula konon masih segar bugar dan berpenampilan seperti anak muda. Rahasianya ternyata hampir setiap makanannya selalu dicampur madu. Untuk menyembuhkan penyakit TBC paru-paru, Ibnu Sina membuat "resep", mencampurkan beberapa puluh gram madu dengan mahkota bunga mawar, kemudian dimakan.

Madu juga merupakan penawar bagi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) seperti influensa (penyebabnya virus influensa tipe A, B dan C). yang merupakan penyakit paling banyak diderita oleh jemaah haji. Tak heran jika madu disarankan menjadi salah satu bekal kesehatan jemaah haji.

Untuk tujuan pengobatan, pencegahan atau menjaga stamina tubuh supaya tahan terhadap gempuran berbagai penyakit, bagi orang dewasa dianjurkan mengkonsumsi madu 100-200 gram per hari dan anak-anak 30-75 gram per hari, dapat diminum secara langsung atau dicampur dengan air seperti sirup, untuk selai pada roti, atau bahan makanan lainnya.

Madu merupakan suatu antiseptik alami. Beberapa jurnal medis telah menyebutkan lebih dari 600 kasus yang memanfaatkan madu sebagai obat untuk luka. Dengan menggunakan madu pada pembalut luka, tingkat kesembuhannya adalah seperempat kali lebih cepat ketimbang cuma menggunakan pengobatan biasa.

Madu memiliki efek anti peradangan alami, yang menyebabkan luka bisa sembuh lebih cepat. Di samping itu, madu juga mengandung fitokimia - zat-zat kimia yang terdapat dalam berbagai jenis tumbuhan dan bahan makanan - yang dapat memusnahkan virus, bakteri dan jamur.

Karena sebagian besar bakteri tidak bisa bertahan hidup dalam madu, maka luka bisa sembuh lebih cepat, pembengkakan bisa lebih berkurang dan jaringan yang rusak bisa tumbuh kembali.

dari berbagai sumber

ARTIKEL TERKAIT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar