Senin, 10 Mei 2010

KISAH SANG PEMBURU MADU


Pagi itu Ayuk datang bersama beberapa orang temannya untuk mengantarkan madu yang mereka ambil beberapa minggu yang lalu, padahal biasanya sehari setelah mengambil madu, mereka akan langsung ke padang untuk mengantarkan madu tersebut. Tidak seperti hari-hari biasanya kedatangan mereka kali ini terkesan buram dan muram, tidak ada keceriaan pada wajah-wajah para pemburu madu ini. Terutama pada Ayuk, saya lihat pada wajahnya seperti lebam dan jalannyapun sangat lamban sekali.

“Ada apa?” Tanya saya penuh dengan rasa heran.

“Saya baru jatuh Dari Pohon Sialang Pak?” jawab Ayuk Pelan.
“Kok bisa?” jawab saya lebih heran lagi.
“Ketika hendak berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain, ternyata saya salah perhitungan, tangan saya tidak bisa mencapai dahan pohon seberang sehingga seperti ini.” kata Ayuk dengan ucapan yang sangat pelan.
“Berapa meter tinggi pohon tersebut?” Tanya saya.
“Sekitar 50 meter pak” jawab kawan ayuk.
“Innalillahi wa inna Ilaihi Rojiun” ucap saya dalam hati, disertai dengan perasaan ngeri.
Dalam hati saya berkata dan merasa kagum kepada Ayuk ini “Kok bisa selamat?”
Anda bisa bayangkan seseorang yang jatuh dari ketinggian 10 meter saja dari permukaan bumi jarang arwahnya bisa bertahan pada badannya, apalagi 50 meter.

Tapi kalau Allah Sudah berkehendak, apa yang dirasa mustahil oleh manusia maka seseorang tidak akan mati mesti jatuh dari bulan.

Setelah kejadian jatuh dari pohon tersebut, saya hampir tidak pernah lagi kontak dengan ayuk, sebab biasanya setelah saya telpon, maka paling tidak satu minggu setelah itu ia akan datang untuk mengantarkan madu, saya tahu kalau ia memaksakan diri mencari madu padahal kondisinya belum pulih. Terutama trauma yang ia alami ketika jatuh dari pohon tersebut.

Beruntung saya masih memiliki 2 tim pencari lebah yang lain. Sehingga dengan absennya Ayuk tidak mempengaruhi pemasaran madu lebah Madinah Herba. Namun karena madu Ayuk biasanya berbeda dengan madu tim yang lain secara otomatis mempengaruhi variasi madu hutan yang di jual oleh madinah herba.

Setelah hampir satu tahun kehilangan kontak, beberapa minggu yang lalu ayuk kembali menelpon memberitahu kalau ia baru mengambil madu dan hanya dapat 3 jerigen ( 139 kg), padahal dalam kondisi normal ayuk biasanya bisa mendapat 500 kg madu. Dia mengatakan kalau kondisinya sudah jauh menurun sebelum jatuh dulu, kalau biasanya dalam satu hari dia bisa memanjat beberapa pohon, tapi sekarang untuk menyelesaikan satu pohon saja sudah susah, bahkan pernah setelah memanjat pohon tersebut ia muntah-muntah disebabkan luka dalam tubuhnya yang belum sembuh.

Tentunya sebagian dari pembaca bertanya-tanya. Seperti apakah pohon sialang tempat ayuk jatuh itu?

Pokok sialang adalah pohon dari sekelompok lebah yang hidup dan bersarang di pohon dalam hutan. Beberapa jenis pohon yang biasa yang dihinggapi lebah antara lain sulur batang, pauh rusa, cempedak air, juga pada bangunan seperti Mess, bengkel n Nursery HTI. Kepungan Sialang atau pohon-pohon Sialang merupakan jenis tanaman yang dilindungi secara hukum baik undang-undang pemerintah maupun hukum adat. Hal ini dimaksudkan agar kelestarian pohon-pohon tersebut tetap terpelihara sebagai tempat berarangnya kelompok lebah yang menghasilkan madu sebagai salah satu sumber penghasilan masyarakat desa sekitar hutan. Kalau ada perusahaan menebang pohon sialang ini maka akan dikenai denda 25 juta sampai 30 juta. Tapi denda ini tidak berlaku pada masyarakat yang menebang pohon sialang ini.
Sialang adalah jenis pohon yang besar dan tinggi batangnya, garis tengah batang pohonnya bisa mencapai 100 cm atau lebih, dan tingginya bisa mencapai 25 sampai 75 meter. Lebah-lebah membangun sarangnya di dahan-dahan pohon. Satu pohon sialang bisa berisi 30 s/ d 200 koloni sarang, dimana tiap sarang bisa berisi sampai kira-kira 5 - 10 kilogram madu asli alamiah, bahkan kalau musim bunga maka lebah akan mampu memproduksi ratusan kilogram madu lebah pohon sialang.

Pohon sialang adalah pohon yang terdiri dari jenis Kedundung, Batu, Balau, Kruing, Ara dan lain-lain yang apabila disarangi oleh lebah hutan ( apis dorsata) maka masyarakat di Sumatera akan menamakannya pohon sialang. Keberadaan pohon-pohon sialang ataua disebut juga pohon pauh rusa adalah aset sumber daya alam untuk masyarakat lokal yang hidup di wilayah Sumatera.

ARTIKEL TERKAIT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar