Sabtu, 19 Juni 2010

KOTA SAWAHLUNTO

Kota Sawahlunto atau Sawah Lunto adalah salah satu kota di Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 5,86 km² dan populasi 15.279 jiwa.

Kota Sawahlunto merupakan kota tambang satu-satunya di Sumatra Barat. Sebagai sebuah kota tambang, maka kota ini bersamaan pula munculnya dengan pertambangan batu bara yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1892. Batu bara sudah ditemukan di sini sejak pertengahan abad ke-19 oleh Ir. de Greve. Ia kemudian mengajukan kepada pemerintah Belanda untuk menambang batu bara di daerah ini karena sangat dibutuhkan untuk dunia industri dan transportasi ketika itu. Sejak penemuan batu bara itu daerah ini selalu dikunjungi oleh para geolog. Akhirnya setelah masyarakat lokal "menyerahkan" daerah ini kepada Belanda pada tahun 1876, maka dirintislah pertambangan batu bara di daerah ini. Pertambangan itu dikelola oleh negara dan setelah kemerdekaan diberi nama PT Tambang Batubara Ombilin (TBO). TBO kemudian dilikuidasi menjadi anak dari PTBA (Bukit Asam) yang terdapat di Sumatra Selatan. Sekarang, sejak reformasi bergulir berkembang pula di daerah itu tambang rakyat. Rakyat merasa berhak pula untuk melakukan pertambangan. Pertambangan yang mereka lakukan bukan saja di tanah kaum, tetapi juga tanah milik pertambangan PTBA UPO.

Kota Sawahlunto dikenal sebagai kota tambang dengan luas wilayah 27.345 Ha atau 273.45 Km². Secara administrasi terdiri dari 4 Kecamatan, 10 Kelurahan dan 27 desa. Jarak dari Kota Sawahlunto ke Kota Padang (Ibu Kota Propinsi) adalah 95 km yang dapat dicapai melalui jalan darat dengan kondisi baik dalam waktu 2 jam dengan kendaraan roda empat.

Bentang alam Kota Sawhalunto terbentuk oleh perbukitan terjal, landai dan pendataran dengan elevasi 250 – 650 m diatas permukaan laut. Perbukitan terjal merupakan bentang alam yang terjal menjadi faktor pembatas dalam pengembangan wilayah kota, sedang pusat kota lama sawahlunto terletak pada bentang alam landai sempit dan memanjang dengan luas 5,8 km2. Pendataran yang relativ lebar terdapat di wilayah Kecamatan Talawi, wilayah ini terbentang dari Utara ke Selatan, bagian Timur dan Selatan, bagian Timur dan Selatan, bagian Timur dan Selatan mempunyai topografi yang relative curam (kemiringan lebih dari 40%), sedangkan di bagian utara bergelombang yang relative datar. Luas wilayah Kota Sawahlunto paling banyak terletak pada ketinggian 100 – 500 m. Secara garis besar Kota Sawahlunto terdiri dari Kawasan Lindung (26,5%) dan Kawasan Budidaya (73,5). Penggunaan tanah yang dominant merupakan perkebunan campuran (34,1%) hutan lebat dan belukar (19,5%). Sedangkan danau (0,2%) danau ini merupakan bekas galian penambangan batu bara.

Seperti daerah lainnya di Propinsi Sumatera Barat, Kota Sawahlunto mempunyai iklim tropis dengan suhu berkisar anatara 22 °C. Sepanjang tahun terdapat dua musim yaitu musim hujan pada bulan November sampai Juni dan musim kemarau pada bulan Juli sampai bulan Oktober. Curah hujan rata-rata lebih kurang sebesar 1.071,6 milimeter per tahun dan curah hujan rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Desember.

Jumlah penduduk Kota Sawahlunto akhir tahun 2005 adalah sebanyak 52.457 jiwa terdiri dari 24.456 jiwa pria dan 26.777 jiwa wanita, dengan kepadatan penduduk 191 jiwa/km².

Mata pencarian penduduk sangat beraneka ragam seperti bekerja di bidang pertanian, sector pertambangan dan bidang jasa. Struktur ekonomi masyarakat Kota Sawahlunto sebagian besar ditopang oleh sector pertambangan. Subsektor pertanian tanaman pangan, indusrti kecil/kerajinan rumah tangga dan sector peternakan.

Dengan adanya perluasan wilayah berdasarkan peraturan pemerintah No.44 tahun 1990, Kota Sawahlunto tidak hanya dikenal sebagaidaerah sentral industri kerajinan, makanan kecil, peternakan, buah-buahan dan merupakan salah satu daerah tujuan wisata.

sumber: wikipedia.or.id

ARTIKEL TERKAIT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar