Minggu, 25 April 2010

PERSIAPAN DAN PERALATAN ADVENTURE


Bagi para pencinta alam, terutama bagi pemula sangat dianjurkan untuk melengkapi peralatan yang berkaitan dengan lintas alam yang akan dilaksanakannya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan ketika kegiatan dilangsungkan. Banyaknya terjadi kecelakaan dan penyakit yang tiba-tiba muncul seringkali disebabkan oleh kelalaian para adventure ini. Misalnya sudah jelas mau mendaki gunung akan tetapi tenda, jaket, atau sesuatu yang diperlukan untuk pendakian tersebut tidak di persiapkan secara matang, sehingga ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, para pendaki menjadi panic yang menyebabkan kegagalan pendakian atau yang lebih parah lagi adalah terjadinya kematian karena tubuh pendaki tersebut tidak bisa menerima perobahan cuaca yang ekstrim.

Bagaimanapun, gunung dengan rimba liarnya, tebing terjal, udara dingin,kencangnya angin yang membuat tulang ngilu, malam yang gelap dan kabut yang pekat bukanlah habitat manusia modern. Bahaya yang dikandung alam itu akan menjadi semakin besar bila pendaki gunung tidak membekali diri dengan peralatan, kekuatan fisik, pengetahuan tentang alam, dan navigasi yang baik.

Tanpa persiapan yang baik, naik gunung bisa jadi sia-sia. Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya pendakian gunung.

Pertama, faktor ekstern atau faktor yang berasal dari luar diri pendaki. Cuaca, kondisi alam, gas beracun yang dikandung gunung dan sebagainya yang merupakan sifat dan bagian alam. Karena itu, bahaya yang mungkin timbul seperti angin badai, pohon tumbang, letusan gunung atau meruapnya gas beracun dikategorikan sebagai bahaya objektif (objective danger). Seringkali faktor itu berubah dengan cepat di luar dugaan manusia.

Tidak ada seorang pendaki pun yang dapat mengatur bahaya objektif itu. Namun dia dapat menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan itu. Diri pendaki, segala persiapan, dan kemampuannya itulah yang menjadi faktor intern, faktor kedua yang berpengaruh pada sukses atau gagalnya mendaki gunung.

Bila pendaki tidak mempersiapkan pendakian, maka dia hanya memperbesar bahaya subyektif. Misalnya, bahaya kedinginan karena pendaki tidak membawa jaket tebal atau tenda untuk melawan dinginnya udara dan kencangnya angin.

Tidak bisa ditawar, mendaki gunung adalah kegiatan fisik berat. Karena itu, kebugaran fisik adalah hal mutlak. Untuk berjalan dan menarik badan dari rintangan dahan atau batu, otot tungkai dan tangan harus kuat. Untuk menahan beban ransel, otot bahu harus kuat. Daya tahan (endurance) amat diperlukan karena dibutuhkan perjalanan berjam-jam hingga hitungan hari untuk bisa tiba di puncak.

Bila tidak biasa berolahraga, calon pendaki sebaiknya melakukan jogging dua atau tiga kali seminggu, dilakukan dua hingga tiga minggu sebelum pendakian. Mulailah jogging tanpa memaksa diri, misalnya cukup 30 menit dengan lari-lari santai.

Tingkatkan waktu dan kecepatan jogging secara bertahap pada kesempatan berikutnya. Bila kegiatan itu terasa membosankan, dapat diselingi dengan berenang. Dua olahraga itu sangat bermanfaat meningkatkan endurance dan kapasitas maksimum paru-paru menyedot oksigen (Volume O2 maximum/VO2 max).

Beberapa perlengkapan atau bekal yang harus dibawa saat mendaki gunung adalah:

- Carriel atau tas besar untuk menampung seluruh perbekalan dan peralatan yang dibutuhkan

1. Matras. Fungsinya adalah untuk alas duduk saat beristirahat sejenak.Matras juga bisa digunakan untuk pelapis di dalam carriel agar terlihat lebih rapi.

2. baju hujan/raincoat. Alat ini sangat diperlukan terutama untuk mengantisipasi jika turun hujan saat pendakian. Sebab seringkali cuaca di gunung kurang bersahabat dan turun hujan yang cukup lebat.

3. Tenda. Alat ini digunakan ketika para pendaki hendak beristirahat dalam waktu yang cukup lama. Tenda juga bisa melindungi para pendaki saat terjadi hujan atau angin kencang.

4. Kantung tidur (Sleeping bag) dan Matras . Alat ini berfungsi untuk menyelimuti saat tidur di gunung serta untuk alas tidur.

5. Alat penerangan, seperti senter kepala, lilin, batere cadangan, lampu badai. Dengan adanya alat penerangan yang memadai, maka kegiatan mendaki di malam hari bisa berjalan dengan lancar.

6. Topi,

7. sarung tangan,

8. kaos kaki tebal,

9. sepatu khusus/Sendal gunung. Sepatu khusus/sandal gunung ini diperlukan karena medan di pegunungan beda dengan medan di daerah yang datar sehingga memerlukan sepatu/sandal yang khusus.

10. Pakaian hangat seperti jaket, kaus lengan panjang dan celana panjang kasual, celana parasut 2/3 dengan bahan yang kuat dan nyaman pakai.

11. Alat-alat P3K, suplemen makanan, makanan instan/kalengan, dan minuman mineral. Ketersediaan makanan yang cukup akan mampu memberikan energi yang cukup pula saat mendaki.

12. Golok tebas, pisau lipat, dan teropong. Yang tidak kalah pentingnya adalah alat perekam (kamera atau handycam) untuk mendokumentasikan kegiatan selama pendakian.

13. Kantong Plastik. Kantong Plastik ini sepertinya suatu yang sepele, tapi ini sangat menentukan dalam kelancaran dalam pendakian pendakian, hal ini sangat diperlukan untuk melindungi pakaian dan makanan yang rentan terhadap hujan.

14. Nesting, kompor gas mini, tabung gas mini, sendok/pisau lipat. Alat ini sangat diperlukan memasak makanan di atas gunung atau perjalanan.


Kesiapan Administrasi
Mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju.

Kesiapan Ketrampilan dan Pengetahuan
Pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas. Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, survival serta EMC (emergency medical care) praktis.

ARTIKEL TERKAIT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar